Bab 48
Namun, dibutuhkan peralatan untuk melakukan pemurnian!
“Sayang, ini sabun, ya?”
Wulan keluar dari dalam rumah. Dia terkejut saat mencium wangi sabun di tangan Wira dan berkata, “Wanginya harum sekali!”
“Apa gunanya wangi? Tidak bisa dimakan!” Herman dan Hamid menundukkan kepala, merasa bersalah karena telah menyia–nyiakan barang–barang tersebut.
Wira tersenyum dan berkata, “Sabun ini lebih bersih daripada produk pembersih lainnya!”
Di zaman ini, juga terdapat beberapa produk pembersih, yaitu biji luffa dan akar soapwort. Biji luffa digunakan oleh rakyat jelata untuk mencuci pakaian. Akar soapwort adalah bahan mewah yang digunakan oleh orang kaya.
“Ah, benar juga, lebih bersih daripada biji luffa dan akar soapwort!” Wulan mencoba mencuci tangannya, lalu memperlihatkannya pada Wira. 1
“Tanganmu sendiri sudah putih, tidak ada perbedaan yang signifikan!” Wira meraih tangan putih
Wulan dan menggelitik telapak tangannya.
“Masih ada orang lain di sini!”
Setelah memelotot kepada suaminya sekilas, Wilan menundukkan kepalanya. Dia tidak rela menarik tangannya kembali.
Melihat suasana hati Herman dan Hamid yang sedih, Wira tersenyum sambil berkata, “Paman Herman, Paman Hamid, kalian coba cuci tangan pakai sabun ini. Lihat bagaimana efeknya.”
Orang pedesaan seperti mereka ini biasanya hanya mencuci tangan dengan lap kering.
Ditambah dengan pekerjaan mereka sehari–hari yang berat, tangan mereka tampak berdebu dan
hitam!
Begitu pula dengan Herman dan Hamid. Kedua orang itu mengambil sabunnya dan meniru cara Wulan untuk menggosok tangan mereka dengan sabun. Dalam sekejap, debu–debu di tangan. mereka mulai terangkat. Air di dalam baskom juga menjadi hitam.
“Wah, kotorannya benar–benar terangkat!”
Herman mengangkat kedua tangannya yang bersih dengan wajah tidak percaya! Dia tidak mengerti mengapa dengan menggabungkan dan memasak sejumlah bahan yang tidak bisa digunakan untuk mencuci itu bisa membersihkan noda kotor.
“Kak Wira, apa kamu mau menjual sabun cuci tangan ini?”
Hamid lebih pintar. Melihat tangannya yang bersih, dia langsung mengerti maksud Wira.
“Benar sekali!” Wira mengangguk dan melanjutkan, “Mulai hari ini, dibentuk tim pembuat sabun. Paman Herman sebagai ketua, Paman Hamid sebagai wakil ketua, dan kalian harus merekrut 10 orang lagi. Prosedur pembuatannya akan dipisah–pisah. Kualifikasinya harus orang yang bisa
dipercaya.”
*Fasilitasnya sama seperti tim penangkap ikan. Gajinya 1.000 gabak per bulan dan akan dibagikan di akhir bulan. Makan 3 kali sehari di kantin dan ada jatah daging 250 gram per hari.”
“Akhirnya aku jadi ketua juga!” seru Herman dengan kegirangan.
Menjadi ketua tim di bawah Wira, bahkan lebih berpengaruh daripada kepala suku di desa.
Kakaknya adalah ketua tim, sedangkan Danu dan Doddy adalah wakilnya. Sekarang, dia dan Hamid juga sudah menjadi ketua dan wakil
Dengan adanya 5 ketua tim dalam satu keluarga, ini adalah kebanggaan bagi keluarga mereka!
“Akhirnya aku juga menjadi wakil ketua!”
Hamid juga merasa bahagia, tetapi dia segera mengerutkan kening sambil berkata, “Wira, semalam kita menggunakan 5 kilogram lemak daging dan begitu banyak rempah–rempah, tapi hanya bisa menghasilkan kurang dari 100 batang sabun. Biayanya saja sudah mencapai 5.000 gabak. Kalau kamu memberikan gaji sebanyak itu kepada kami, bukankah kamu akan rugi?”
Di kabupaten ada yang menjual akar soapwort seharga 10 gabak per bungkus besar. Itu pun hanyal keluarga tuan tanah yang berani membelinya. 1
Satu batang sabun membutuhkan modal 50 gabak. Ditambah lagi, Wira memberikan gaji yang tinggi untuk para pekerja. Sabun ini setidaknya harus dijual 100 gabak agar bisa balik modal.
Hanya orang bodoh yang akan membeli sabun untuk mandi dan cuci tangan seharga 100 gabak!
Wira tersenyum dan berkata, “Aku yang akan menjual sendiri sabunnya, kalian hanya perlu merekrut orang untuk bekerja. Pastikan kerahasiaan tetap terjaga.”
Kedua orang itu mengangguk. Formula ini sangat rahasia dan Wira telah memercayakannya kepada mereka. Kelak, mereka akan setia dan bekerja keras untuk Wira. Mereka bahkan tidak akan memberi tahu rahasia ini kepada kakaknya.
Suruh orang–orang di tim penangkap ikan untuk mengambil sabun. Ketua dan wakil ketua masing–masing mengambil 2 sabun dan anak buah ambil 1 sabun. Suruh mereka untuk mencuci rambut dan mandi dengan sabun ini sepulang ke rumah nanti. Jadilah orang yang bersih!”
Pada hari pertama kedatangannya, ketika Budi datang untuk menagih utang, Wira sebenarnya ingin membuat sabun.
Namun, dia tidak punya cukup uang untuk membeli bahan–bahan yang diperlukan untuk membuat proses saponifikasi.
Selama beberapa hari ini, dia terus bersama tim pemancing ikan. Semua anggotanya sangat jarang mandi, tidak mencuci rambut, bau keringat, dan bahkan ada kutu. Hal ini membuatnya sangat tidak nyaman. 7
Sekarang, sabun juga sudah selesai dibuat, Wira juga punya kuasa untuk memerintahkan semua orang. Akhirnya dia bisa menyuruh sekelompok orang ini untuk menjaga kebersihan.
Pada hari yang cerah ini, semua anggota tim penangkap ikan di Dusun Darmadi akan mandi dengan bersih!
Di Kediaman Eko di kabupaten saat ini
“Tuan Eko, orang–orang di Dusun Darmadi setidaknya bisa menjual 250 sampai 300 kilogram ikan per hari. Bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun, mereka bisa mendapatkan uang 30.000 gabak lebih. Dalam sebulan, mereka bisa mendapat hampir 1.000.000 gabak.” ”
“Kalau kita bisa mengambil komisi 20%, jumlahnya adalah 200.000 gabak. Kami ambil 30% dan Tuan Eko ambil 70%. Kami hanya kehilangan 60.000 gabak, tapi Tuan Eko kehilangan 140.000
gabak setiap bulan!”