Bab 34
Wira berbalik dan berkata, “Jamadi, tugas ini kuserahkan padamu.”
“Terima kasih, Tuan Wira!” ucap Jamadi sambil membungkukkan badan.
Tatapan Budi tampak tidak rela. Padahal, ini adalah uangnya. Namun, Jamadi bahkan tidak meliriknya sama sekali. Pecundang ini benar–benar tahu bagaimana memanfaatkan orang dan licik. Budi harus
memperingatkan anggota keluarganya untuk jangan berurusan dengan orang ini.
Mereka semua pergi ke pengadilan daerah, sementara Wira, Gandi, Lianam, dan Liteja tetap tinggal di luar.
Buk!
Gandi bersujud dengan mata berkaca–kaca. “Tuan Wira, padahal kami bertiga telah mencuri barangmu. Tapi, kamu malah memperlakukan kami sebaik ini, kami sangat malu. Aku berutang nyawa padamu. Kalau kamu butuh bantuan, silakan utus orang untuk memberi tahu kami.”
Lianam dan Liteja mendengarkan ucapannya dengan ketakutan. Apakah orang ini bersedia mengorbankan nyawanya demi Wira?
Sebagai lelaki sejati kamu tidak pantas bawalter ENNA
+15 BONUS
“Sebagai lelaki sejati, kamu tidak pantas bersujud pada siapa pun selain orang tuamu.”
Wira memapah Gandi sambil berkata, “Aku tidak mau nyawamu. Ke depannya, hiduplah dengan baik. Jangan lagi melakukan hal–hal seperti itu. Kalau tidak bisa menetap lagi di rumahmu, datanglah untuk mencariku. Aku akan memberikan pekerjaan padamu.”
“Baik!” seru Gandi sambil berlinang air mata.
Lianam dan Liteja juga bersujud dan berkata, “Tuan Wira, kami juga ingin mengikutimu!”
Wira mengedipkan matanya. “Kalian harus pikirkan baik- baik. Aku telah menyinggung orang Keluarga Silali. Kalau ikut denganku, kalian mungkin akan menghadapi bencana besar ke depannya!”
“Ah!” Mengingat kejadian tadi, Lianam dan Liteja sontak terperanjat.
“Hahaha!” Wira tertawa terbahak–bahak melihat reaksi
kedua orang itu. Banyak sekali orang yang ingin
mendekatimu ketika senang, tetapi hanya beberapa orang yang rela menanggung kesusahan bersamamu. *
Buk!
Gandi kembali berlutut. “Tidak peduli siapa pun yang Tuan singgung, aku rela melakukan apa pun demi Tuan Wira!”
+15 BONUS
“Hahaha!” Wira tertawa terbahak–bahak melihat reaksi
kedua orang itu. Banyak sekali orang yang ingin mendekatimu ketika senang, tetapi hanya beberapa orang yang rela menanggung kesusahan bersamamu.
Buk!
Gandi kembali berlutut. “Tidak peduli siapa pun yang Tuan singgung, aku rela melakukan apa pun demi Tuan Wira!”
Wira menepuk–nepuk pundaknya dan memapahnya, “Aku percaya padamu.”
Lianam dan Liteja tertegun melihat adegan ini, mereka merasa seolah–olah kehilangan sesuatu.
Tidak berselang lama, sekelompok orang keluar dari pengadilan daerah dengan bersemangat.
Danu, Doddy, dan Sony sangat antusias melihat pemimpin kabupaten mengadili kasus. Jamadi juga sangat
bersemangat karena pemimpin kabupaten memujinya telah menegakkan hukum dengan adil dan tegas.
Di sisi lain, jabatan Budi dicopot dan dihukum kerja paksa selama 3 tahun karena bersekongkol dengan perampok. Kedua komplotan dan pencuri lainnya juga ditahan dan dikirim ke perbatasan.
Hari semakin gelap, gerbang kota juga telah ditutup.
Sekelompok orang ini harus menginap di dalam kabupaten.
Kedua komplotan dan pencuri lainnya juga ditalIdll dikirim ke perbatasan.
Hari semakin gelap, gerbang kota juga telah ditutup. Sekelompok orang ini harus menginap di dalam kabupaten.
Wira mengeluarkan 10.000 gabak sambil berkata, “Jamadi, terima kasih atas kerja kerasmu.”
“Mana bisa aku menerima uang ini!”
Meski mulutnya berkata demikian, gerakan tubuhnya malah berkata lain. Jamadi menerima uang itu dan
menyimpannya ke dalam saku.
Empat pemanah dan delapan pemuda lainnya melihatnya dengan iri. Entah berapa banyak yang akan dibagikan Jamadi kepada mereka.
Kemudian, Wira mengeluarkan 10.000 gabak lagi. “Sony, Danu, kamu bawa Jamadi dan Gandi pergi menginap.
Jangan lupa untuk membelikan mereka makan malam yang layak!”
Sony melambaikan tangannya. “Wira, uangku sudah kembali. Kamu tidak perlu memberiku uang lagi!”
“Uangmu itu adalah untuk membangun rumah dan menikah. Jangan suka keluar untuk bersenang–senang lagi
di malam hari!”
Setelah memberikan uangnya dan berpesan kepada
mereka Wira pergi membawa Doddy
mereka, Wira pergi membawa Doddy.
Jamadi bertanya, “Danu, Sony, apa kalian tahu Wira mau ke mana?”
Danu dan Sony menggeleng. Wira hanya menyuruh mereka untuk pulang terlebih dahulu dan dirinya akan tinggal di kabupaten selama beberapa hari.
Jamadi mengelus dagunya sambil berkata, “Jangan–jangan, Wira diam–diam pergi ke tempat hiburan?” a
Padahal, setelah mendapat uang, Jamadi baru ingin pergi ke tempat hiburan untuk berfoya–foya. Namun, dia takut akan bertemu dengan Wira di sana.
“Tempat hiburan!” seru para pria itu dengan napas
memburu.
Mereka selalu mendengar bahwa gadis–gadis di tempat hiburan sangat cantik dan wangi. Membayangkannya, wajah Danu dan Sony menjadi merah merona.
Selama hidup, mereka masih belum pernah menyentuh wanita mana pun!
Gandi menjadi gelisah, “Jamadi, jangan bicara
sembarangan. Mana mungkin orang baik seperti Tuan Wira pergi ke tempat seperti itu?”
Jamadi tertawa sinis, “Kamu tidak mengerti apa–apa! Pria mana pun itu, semuanya pasti menyukai tempat hiburan.
Ionelada hubungannya dengan karaliter seseoran
+15 BONUS
Jamadi tertawa sinis, “Kamu tidak mengerti apa–apa! Pria mana pun itu, semuanya pasti menyukai tempat hiburan. Itu tidak ada hubungannya dengan karakter seseorang. Kamu akan mengerti setelah mencobanya sekali.”
Di Kediaman Keluarga Silali.
Prang!
Terdengar suara pecahan gelas di lantai.
Kepala Keluarga Silali, Darius Silali, menunjuk Mahendra dan berteriak marah, “Anak sialan! Wanita itu sudah menikah 3 tahun, tapi kau masih saja bersekongkol dengan orang untuk merebutnya! Lebih parahnya lagi, kamu
bahkan dipermalukan di depan umum! Harga diri Keluarga Silali hancur gara–gara kamu!”
Namun, Mahendra tersenyum sambil bergumam, “Ayah, aku juga bukannya tidak pernah bertemu wanita lain. Mana mungkin aku merusak masa depanku hanya demi seorang wanita yang sudah bersuami! Kali ini, aku berusaha
merebut Wulan adalah demi masa depan Keluarga Silali!”